Terhangat
Loading...

Menerapkan Pembelajaran dengan Media Berteknologi Digital

Kegiatan Belajar 3 - Menerapkan Pembelajaran dengan Media Berteknologi Digital
Sebagai sebuah sistem, pelaksanaan pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi di dalamnya, tentu dipengaruhi oleh beragam komponen subsistem. Lingkungan (fisk maupun non-fisik) dan aspek-aspeknya merupakan sebuah subsistem dalam pembelajaran juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar.

Mengintegrasikan media berteknologi digital ke dalam pembelajaran merupakan sebuah kebutuhan saat ini. Karena menyiapkan peserta didik untuk siap menghadapi kehidupan masa depannya harus segera dimulai dari masa belajar di sekolah. Merancang aktivitas belajar yang sesuai dengan dunia nyata kadang sulit dilakukan. Untuk itulah diperlukan media berteknologi digital untuk menghadirkan dunia nyata dan segala problematikanya di ruang kelas. Supaya peserta didik terbiasa problem solving untuk menghadapi permasalahan riil.

Tujuan Belajar

Setelah mempelajari materi Menerapkan Pembelajaran dengan Media Berteknologi Digital, Sahabat Rumah Belajar yang mengikuti diklat dapat:

Menjelaskan lingkungan sistemik pembelajaran digital
Menjelaskan support system dalam pembelajaran dengan media berteknologi digital
Melakukan integrasi media berteknologi digital ke dalam pembelajaran


Materi

Ada dua implikasi utama untuk praktik pembelajaran dengan media berteknologi digital. Pertama, memungkinkan guru dan peserta didik kesempatan untuk terlibat dalam dialog berdasarkan umpan balik. Kedua, ada hubungan antara virtual dan aktual berdasarkan pada hubungan manusia yang mendasar pada fondasi pembelajaran.

Apa manfaat menggunakan media berteknologi digital dalam pendidikan? Dengan bantuan teknologi, Sahabat Rumah Belajar dapat memperkenalkan ruang kelas pada peluang dan sumber daya yang mungkin peserta didik tidak dapat akses


Dari video tersebut, kita dapat penguatan bahwa media berteknologi digital bermanfaat di ruang kelas. Biasanya, pendidikan adalah salah satu industri terakhir yang membuat perubahan besar, berpegang pada metode dan praktik kuno. Tetapi melalui transformasi digital dan kebangkitan teknologi pendidikan, para guru telah mulai membuat perubahan drastis pada pengajaran, penilaian, bahkan peningkatan fisik ruang kelas mereka, dan pada tingkat yang jauh lebih cepat dari yang diharapkan.



Lingkungan Sistemik

Tren riset media pembelajaran sejauh ini tampaknya mengarah pada kesimpulan bahwa pembelajaran dipengaruhi oleh kualitas presentasi hanya sebatas bahwa kualitas mempengaruhi kejelasan pesan. Selama bertahun-tahun domain pemanfaatan berpusat di sekitar kegiatan pendidik dan pengajar. Pengajaran dan pembelajaran model dan teori-teori saat ini fokus pada perspektif pengguna. Tidak ada satu media yang juga memiliki teknologi semua atribut yang idealnya diperlukan dalam tugas pembelajaran. The ASSURE model yang disajikan dalam teks dengan Seels dan Richey telah menjadi panduan yang diterima secara luas untuk membantu pendidik merencanakan dan menerapkan penggunaan media dalam situasi mengajar.


Kurikulum pendidikan terus berubah dari informasi teks yang berpusat pada guru dan ujian tertulis dan perangkat lainnya telah berubah dengan memposisikan pebelajar sebagai peserta aktif dalam proses pencarian, pengorganisasian, analisis, menerapkan dan menyajikan beberapa media informasi dengan cara baru untuk mengatasi masalah dan menyelesaikan serangkaian masalah. Hasil belajar bukan dalam bentuk ukuran nilai. Hasil belajar merupakan kapasitas pebelajar untuk menangani secara independen dengan informasi baru dalam berbagai konteks dalam berbagai bentuk dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.

Lingkungan belajar saat ini tidak terbatas pada ruang dan sarana fisik seperti meja dan kursi.  Dari peristiwa pembelajaran dan transfer pengetahuan yang diketahui pertama kali, hingga dunia yang didukung teknologi saat ini, lingkungan belajar telah melalui perubahan drastis. Apa yang dimulai dengan belajar di luar ruangan dan lingkungan terdekat ribuan tahun yang lalu, berkembang menjadi pembelajaran di ruang kelas fisik, perpustakaan, dan sekolah beberapa ratus tahun yang lalu, hingga pemanfaatan TIK, gadget seluler, dan media kaya beberapa dekade yang lalu. Pada 1990-an, literatur pendidikan berkembang dan mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan, dan janji membuat pendidikan tersedia di mana saja, kapan saja, di mana saja.  Sejak itu, TIK semakin memperkuat posisinya sebagai komponen penting pembelajaran, yang secara efektif mengarah pada mode pembelajaran yang baru dan ditingkatkan (e-learning, MOOCs, ubiquitous, dan mobile-learning).

Teknologi, dalam arti luasnya dapat mencakup perangkat keras - papan tulis interaktif, tabel pintar, teknologi genggam, objek nyata - dan perangkat lunak - sistem pembelajaran kolaboratif yang didukung komputer, sistem manajemen pembelajaran, alat pemodelan simulasi , repositori online konten pembelajaran dan data ilmiah, game edukasi, aplikasi sosial web 2.0, realitas virtual 3D, dll. Namun tidak hanya perangkat, lingkungan sosial yang baik pun berperan sebagai teknologi pendukung dalam implementasi belajar.



Infrastruktur, Perangkat, Akses, Konten – Untuk Pemanfaatan yang Efektif

Mempersiapkan siswa untuk menjadi sukses di masa depan membutuhkan infrastruktur pembelajaran yang kuat dan fleksibel yang mampu mendukung jenis engagement dan menyediakan akses menggunakan teknologi yang memungkinkan siswa untuk membuat, merancang, dan mengeksplorasi. Komponen penting dari suatu infrastruktur yang mampu mendukung pengalaman pembelajaran transformasional meliputi:

Konektivitas mudah diperoleh di lingkungan pendidikan dan sekolah
Akses pengunaan perangkat pembelajaran yang memadai
Konten pembelajaran digital berkualitas tinggi
Kebijakan penggunaan yang bertanggung jawab; ada pedoman untuk melindungi siswa dan memastikan bahwa infrastruktur digunakan untuk mendukung pembelajaran
Pada aspek infrastruktur, disebutkan komponen kebijakan dan biaya. Infrastuktur tidak melulu berbicara tentang perangkat atau kecanggihan teknologi. Aspek sosial pun mempengaruhi Contoh: tidak semua peserta didik berasal dari golongan masyarakat berkecukupan, sehingga tidak dapat memfasilitasi diri dengan perangkat atau akses internet untuk belajar. Dalam hal ini diperlukan kebijakan yang mengatur permasalahan sosial ekonomi yang mempengaruhi pembelajaran digital. Kebijakan dan regulasi yang tepat juga diperlukan untuk keamanan dan kerahasiaan data publik. Data pendidikan adalah data besar yang menyangut banyak kepentingan.

Silakan pelajari materi mengenai lingkungan belajar dengan dukungan teknologi digital berikut:


Integrasi Media

Untuk semua kemungkinan pembelajaran dengan teknologi, hal ini juga menciptakan tantangan bagi kita. Dengan menjamurnya berbagai perangkat dan aplikasi, kita harus membangun pemahaman pendidik tentang dan kemampuan untuk melayani sebagai pelayan data siswa sehingga hanya mereka yang memiliki akses. Kita juga perlu menemukan cara-cara baru dan kreatif untuk menyelesaikan masalah konektivitas di rumah siswa. Ketika kita menjembatani kesenjangan digital dalam pendidikan, kita juga harus membangun kapasitas (profesionalisme dan kompetensi) pendidik, dibutuhkan perubahan sistemik. Bahkan sejak tahap mempersiapkan calon guru.

Level integrasi media berteknologi digital di kelas terdiri dari empat tahap (Hertz, dalam edutopia.org), sebagai berikut:


Salah satu model dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran yang lazim digunakan adalah model TPACK (Technological Pedagogical and Content Knowledge). Kerangka kerja TPACK menjabarkan pengetahuan yang dibutuhkan para pendidik agar berhasil mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran mereka.


TPACK kerangka kerja model untuk integrasi media (silakan pelajari lebih lanjut di situs TPACK: http://www.tpack.org/)



Sahabat dapat mempelajari modul 9 Level 3 Pembatik ini secara utuh sesuai tautan modul pada KB 2.

Selamat mengerjakan tugas dan tes akhir modul.

HALAMAN SELANJUTNYA:

iklan banner

Previous
Next Post »
Thanks for your comment
close