Model
pembelajaran cooperative learning
adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik
(academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill.
Pembelajaran cooperatif sesuai dengan fitrah manusis
sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai
tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan
memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara cooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi
(sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan
berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena cooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar
menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Menurut Slavin
1984 (dalam Solihatin, 2008:4) mengatakan bahwa:
Cooperative
learning adalah suatu model
pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan
struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya, keberhasilan belajar
dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik
secara individual maupun secara kelompok.
Unsur-unsur yang
ada dalam pembelajaran kooperatif Menurut Riyanto (2010: 271) yaitu:
a. Mengembangkan
interaksi yang saling asah, saling asih, dan saling asuh antar sesama sebagai
latihan hidup bermasyarakat.
b. Saling
ketergantungan positif antar individu (tiap-tiap individu mempunyai kontribusi
dalam mencapai tujuan).
c. Tanggung
jawab secara individu.
d. Temu
muka dalam proses pembelajaran.
e. Komunikasi
antar anggota kelompok.
f. Evaluasi
proses pembelajaran kelompok.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya
tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas tujuan pembelajaran
kooperatif, yaitu:
1.
Meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan
menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan
bahasa yang sama.
2.
Pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa
dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar.
Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan
tingkat sosial.
3.
Untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan
ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Riyanto (2010:
271) menyebutkan ada lima prinsip yang mendasari pembelajaran kooperatif, yaitu:
a. Positive
independence artinya adanya saling
ketergantungan positif yakni antar kelompok menyadari pentingnya kerjasama
dalam pencapaian tujuan.
b. Fate to face
interaction artinya antar anggota
berinteraksi dengan saling berhadapan.
c. Individual accountability
artinya setiap anggota kelompok harus belajar dan aktif memberikan kontribusi
untuk mencapai keberhasilan kelompok.
d. Use of
collaborative/social skill artinya harus
menggunakan keterampilan bekerjasama dan bersosialisasi. Agar siswa mampu berkolaborasi
perlu adanya bimbingan guru.
e. Group
processing artinya siswa perlu menilai
bagaimana merakka bekerja secara afektif.
Ciri-ciri
pembelajaran kooperatif menurut Riyanto (2010: 271) yaitu:
a. Kelompok
dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
b. Siswa
dalam kelompok sehidup semati.
c. Siswa
melihat semua anggota mempuya tujuan yang sama.
d. Membagi
tugas dan tanggung jawab sama.
e. Akan
dievaluasi untuk semua.
f. Berbagi
kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerja bersama.
g. Diminta
mempertanggung jawabkan individual materi yang ditangani.
Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif
untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan
hasil belajar yang signifikan. Cooper mengungkapkan
keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, antara lain:
1)
siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam
pembelajaran,
2)
siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
3)
meningkatkan ingatan siswa, dan
4) meningkatkan
kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran.
HALAMAN SELANJUTNYA:
ConversionConversion EmoticonEmoticon