Dalam belajar sangat diperlukan adanya
aktivitas belajar. Tanpa aktivitas belajar, kegiatan belajar tidak mungkin berlangsung
dengan baik. Sadirman (2009: 95) berpendapat bahwa ”belajar adalah
berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan.
Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas”.
Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa untuk memperoleh hasil yang baik. Aktivitas akan
menunjukkan banyak sedikitnya seseorang menyertakan dirinya dan pikiran dalam
tindakan belajar.
Dalam
pembelajaran perlu diperhatikan bagaimana keterlibatan siswa dalam
pengorganisasian pengetahuan, apakah mereka aktif atau pasif. Tanpa
adanya aktivitas proses pembelajaran tidak mungkin terjadi. Menurut
Karwono (2010:19) bahwa:
Belajar
pada hakikatnya merupakan proses atau kegiatan atau aktivitas. Seseorang
dikatakan belajar kalau di dalam dirinya terdapat aktivitas, baik aktivitas
fisik maupun non fisik seperti emosi dan aspek mental yang lain. Makin banyak
keterlibatan aktivitas individu dalam belajar maka kadar belajar akan semakin
tinggi, aktivitas mental dan pikiran serta emosional.
Secara prinsip, aktivitas dalam belajar dapat dilihat
dari dari dua sudut padang perkembangan
konsep jiwa menurut ilmu jiwa, yakni pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan
ilmu jiwa moderen. Menurut pandangan ilmu jiwa lama
aktivitas didominasi oleh guru. Sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern
aktivitas didominasi oleh siswa.
Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa
selama mengikuti pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut, Dierich
(dalam Hamalik, 2008: 172) menggolongkan aktivitas siswa dalam pembelajaran
antara lain sebagai berikut.
1. Kegiatan-kegiatan
visual, seperti: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,
demonstrasi, pameran, dam mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2. Kegiatan-kegiatan
lisan (oral), seperti: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan
suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,
wawancara, diskusi, dan interupsi.
3. Kegiatan-kegiatan
mendengarkan, seperti: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan pecakapan
atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
4. Kegiatan-kegiatan
menulis, seperti: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan,
bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan
menggambar, seperti: menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
6. Kegiatan-kegiatan
metrik, seperti: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan
mental, seperti: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis,
faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan
emosional, seperti: minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.
Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan
overlap satu sama lain.
Ahmadi dan Supriyono (2003: 132) membagi aktivitas
belajar antara lain sebagai berikut:
a.
Mendengarkan,
b.
Memandang,
c.
Meraba,
membau, dan mencicipi/mengecap,
d.
Menulis atau mencatat,
e.
Membaca,
f.
Membuat
ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi,
g.
Mengamati
tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan,
h.
Menyusun
paper atau kertas kerja,
i.
Mengingat,
j.
Berfikir,
dan
k.
Latihan atau praktek.
Berdasarkan
penjelasan di atas, maka siswa dikatakan memiliki keaktifan dalam belajar jika
ditemui ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Membaca
materi yang diajarkan,
b.
Aktif
berdiskusi dengan teman sekelompoknya,
c.
Mengerjakan
latihan soal yang diberikan secara berkelompok, dan
d.
Aktif
dalam diskusi kelas.
HALAMAN SELANJUTNYA:
ConversionConversion EmoticonEmoticon